MATERI GEOGRAFI KELAS X
Semester 2
BAB 4 DINAMIKA LITOSFER DAN PEDOSFER
A. Dinamika
Perubahan Litosfer
- Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling luar
yang terdiri dari batuan
- Kevariasian bentuk muka bumi disebabkan oleh proses
endogen yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun,
serta proses eksogenik yang berasal dari luar dan memiliki
sifat merombak
- Kandungan senyawa kimia yang paling banyak dalam
litosfer yaitu oksida silikon (SiO2)
- Penapang bumi, lapisan-lapisannya :
- Lapisan atmosfer (lapisan udara) : Tebalnya 1000 km
- Lapisan litosfer (kulit bumi) : Tebalnya 60 km yang terdiri dari :
- Lapisan sial
(silisium-alumunium)
- Lapisan sima
(silikon-magnesium)
- Lapisan peridotit
- Lapisan ferrosporadis
- lapisan litosporadis
- Lapisan nife
- Kesimpulan :
- Lapisan litosfer terluar
terdiri dari SiO2 dan Al2O3 atau sial
- Lapisan litosfer terdalam
terdiri dari senyawa kimia SiO2 dan MgO atau sima
- Batas antara lapisan sial dan
sima di dalam permukaan bumi tidak teratur
- Di antara inti bumi dengan
kulit bumi terdapat lapisan batuan
- Inti bumi dinamakan
barisfer/nife. Terdiri dari susunan logam nikel dan logam ferum
- Lapisan yang menyelubungi
barisfer disebut mantel (bersifat padat). Batas antara mantel
dengan kerak bumi dinamakan lapisan moho
- Proses terjadinya batuan dan
klasifikasinya :
- Batuan
beku : Dari magma yang mengalami proses pendinginan,
kemudian membeku. Berdasarkan tempat pembekuannya :
- Batuan
beku dalam : Pembekuan terjadi di
dalam, jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginanya sangat lambat,
mengakibatkan terbentuknya hablur-hablur mineral besar-besar dan
sempurna serta kompak (struktur plutonik). Batuan beku dalam
disebut juga batuan abisis. Contohnya : Granit, diorit, sienit,
dan gabro
- Batuan
beku korok/gang/hipabisis : Sisa magma yang masih cair
meresap ke lapisan yang lebih atas dan menyusup ke sela-sela pipa-pipa
gunung api, kemudian menjadi dingin dan membeku. Proses pembekuan
relatif lebih cepat, sehingga hablur-hablur yang terjadi tidak sekompak
batuan beku dalam (struktur porfiri). Contohnya : Granit,
porfiri, porfiri sienit, dan porfiri diorit
- Batuan
beku luar/effusive : Magma yang mencapai
permukaan bumi, kemudian membeku. Proses pembekuan cepat sekali.
Sehingga dapat terbentuk hablur. Contohnya : Riolit, trahit, andesit.
basalt
- Batuan
sedimen :
- Batuan
beku yang tersingkap di permukaan bumi akan mengalami penghancuran
(pelapukan) oleh cuaca, kemudian diangkut oleh tenaga alam seperti air,
angin, atau gletser dan diendapkan di tempat lain
- Menurut
proses terjadinya :
- Batuan
klastik/mekanik : Gumpalan batu besar yang
diangkut dari lereng gunung, melalui air hujan lalu diangkut oleh arus
sungai dan kemudian diendapkan di daerah hilir dalam bentuk pasir yang
susunan kimiawinya masih sama dengan batuan asal. Hanya proses mekanik.
Co : batu breksi, batu konglomerat, pasir, tanah liat
- Batuan
kimiawi : Terbentuk melalui proses
kimiawi. Co : Batu kapur, stalaktit, dan stalakmit
- Batuan
organis : Penumpukan (akumulasi)
sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Co : Batu karang
- Berdasarkan
tenaga yang mengangkutnya (medianya) :
- Sedimen
akuatis : Diendapkan oleh air. Co :
Batu pasir, tanah liat
- Sedimen
aeolis (aeris) : Diendapkan oleh angin
(udara). Co : Tanah loss, tanah pasir
- Sedimen
glasial : Diendapkan oleh gletser.
Co : Batu-batu morena
- Berdasarkan
tempat diendapkan :
- Sedimen
teritis : Darat. Co : Batu tuf,
batu pasir, tanah loss
- Sedimen
marine : Laut. Co : Batu karang,
batu garam
- Sedimen
fluvial : Sungai. Co : Pasir, tanah
liat
- Sedimen
limnis : Danau/rawa. Co : Tanah
rawa, tanag gambut
- Sedimen
glasial : Es. Co : Batu morena
- Batuan
metamorf : Batuan hasil ubahan dari batuan asal akibat proses
metamorfosis, yaitu suatu proses yang dialami batuan asal akibat tekanan
dan suhu yang sama-sama meningkat. Dapat diklasifikasikan sebagai berikut
:
- Batuan
metamorf termik (kontak) : Akibat kenaikan suhu. Co :
Batu pualam (marmer)
- Batuan
metamorf dinamik (kinetis): Akibat adanya tekanan dari
lapisan di atasnya dalam waktu yang lama. Co : Batu tulis (sabak)
- Batuan
metamorf kontak pneimotolotik : Akibat adanya penambahan
suhu disertai menyusupnya unsur-unsur batuan lain (zat lain). Co :
Turmalin, topas
- Tenaga endogen bermacam-macam :
- Tektonisme
- Vulkanisme
- Seisme (gempa bumi)
- Tektonisme :
- Perubahan letak lapisan kulit
bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen dengan arah horizontal dan
vertikal
- Menurut kecepatan geraknya :
- Epirogenesa :
Perubahan letak lapisan bumi yang gerakannya lambat pada wilayah yang
luas
- Positif
: Gejala turunnya daratan sehingga seolah-olah air laut naik
- Negatif
: Gejala naiknya daratan sehingga seolah-olah air laut turun
- Orogenesa :
Gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi wilayah yang
relatif sempit. Terjadinya pegunungan dan lipatan
- Gerak horizontal : Bergerak 1
arah dan tertahan oleh lapisan lain akan membentuk lipatan di permukaan
bumi. Puncak lipatan disebut antiklinal, sedangkan lembah dari
lipatan disebut sinklinal
- Gerak vertikal : Menghasilkan
bentuk muka bumi yang berupa patahan
- Vulkanisme
:
- Peristiwa yang berhubungan
dengan pembentukan gunung berapi & pergerakan magma dari dalam perut
bumi ke permukaan
- Terdiri dari 2 macam :
- Intrusi
magma : Aktivitas magma yang tidak
sampai ke permukaan bumi. Akibatnya :
- Batolit,
dapur magma yang luasnya lebih dari 100 km2
- Lakolit,
magma yang menyusup diantara 2 lapisan batuan yang menyebabkan lapisan
batuan di atasnya terangkay sehingga cembung, sedangkan alasnya rata
- Sill,
lapisan magma tipis yang menyusup di antara batuan lapisan, bentuknya
pipih
- Intrusi
korok (gang), magma yang menyusup
menerobos lapisan batuan
- Apofisis,
semacam intrusi korok, namun lebih kecil, merupakan cabang dari gang
- Diatrema,
magma (batuan) yang mengisi pipa letusan (pipa kawah)
- Ekstrusi
magma :
- Aktivitas
magma yang sampai ke permukaan bumi, menghasilkan gunung api. Hasilnya
yaitu erupsi
- Dilihat
dari bentuknya :
- Erupsi
sentral : Gerakan magma yang
keluar dari sebuah saluran magma. Menghasilkan bermacam-macam bentuk
gunung api yaitu :
- Gunung
api perisai : Erupsi bersifat efusif, bahan yang dikeluarkan hanya
berwujud cair. Hanya cembung sedikit halnya perisai. Co : G. Kilauea,
G. Maunaloa
- Gunung
api maar : Erupsinya bersifat eksplosif, bahan yang dikeluarkan
relatif sedikit, karena sumber magma dangkal & sempit. Berbentuk
seperti cekungan dengan tanggul di sekitarnya. Co : Danau kelakah di
lereng gunung lamongan
- Gunung
api strato : Akibat erupsi yang bersifat campuran antara eksplosif
dan efusif yang bergantian secara terus-menerus
- Erupsi
linier : Erupsi yang terjadi pada
lubang yang berbentuk celah memanjang. Co : Erupsi gunung api laki di
pulau Eslandia
- Erupsi
areal : Erupsi yang terjadi
melalui lubang yang besar karena dapur magma letaknya dekat sekali ke
permukaan bumi.
- Berdasarkan
kekuatannya :
1.
Erupsi efusif : Proses erupsi gunung
api yang berupa ledakan lemah
2.
Erupsi eksplosif : Erupsi gunung api
yang berupa ledakan kuat
- Faktor
yang dapat mempengaruhi tipe letusan gunung api :
- Derajat
kekentalan magma
- Tekanan
gas magnetik
- Kedalaman
dapur magma
- Jenis
tipe letusan gunung api :
- Tipe
hawaii : Lavanya cairan encer,
tekanan gas dan dapur magmanya sangat dangkal. Berbentuk perisai
- Tipe
stromboli : Lavanya cairan encer,
tekanan gasnya sedang. Letusan terjadi berupa semburan gas yang membawa
magma dengan disertai bom dan lapili. Co : G. Stromboli
- Tipe
merapi : Lavanya kental, sumber
magma sangat dangkal, tekanannya gasnya rendah
- Penyebab
gunung api meletus : Tekanan di bawah tanah bertambah hingga memaksa
magma naik dan keluar melalui retakan pada permukaan bumi. Magma yang
memancar melalui permukaan bersama batu, debu, dan gas disebut lava
- Tanda
gunung api akan meletus :
- Suhu
sekitar kawah naik
- Sumber
air banyak yang mengering
- Sering
terjadi gempa vulkanik
- Sering
terdengar suara gemuruh dari dalam gunung
- Menurut
wujudnya, material yang dikeluarkan oleh letusan gunung api :
0.
Bom : Eflata yang berukuran besar
1.
Lapili : Eflata dengan ukuran kecil
seperti kerikil
2.
Pasir
vulkanik : Eflata sebesar batuan pasir
3.
Abu
vulkanik : Eflata halus berupa debu yang dapat terbang sampai
ratusan km
4.
Batu apung : Batuan porous (berongga) berasal
dari buih magma yang terlontar keluar dan cepat membeku
0.
Lava : Aliran magma yang sampai ke
permukaan bumi dan suhunya sangat tinggi
1.
Lahar : Lumpur panas yang merupakan
campuran lava dnegan air dan bercampur dengan materi-materi dipermukaan bumi
0.
Gas nitrogen
1.
Gas karbondioksida
2.
Gas karbonmonoksida
- Pengaruh
menguntungkan dari erupsi gunung api :
- Menyuburkan
tanah
- Daerah
penangkapan hujan
- Objek
wisata
- Bahan
galian
- Pengaruh
merugikan dari erupsi gunung api :
- Berbagai
material, berbahaya dapat mengancam jiwa dan harta
- Bom,
lapili, dan pasir vulkanik, merusak bangunan rumah, jembatan, ladang
- Abu
vulkanik, mengganggu penerbangan, pemandangan menjadi gelap
- Aliran
lava dan lahar, merusak apa saja
- Awan
panas, membunuh penduduk, hewan, dan tumbuhan
- Daerah
gunung api :
- Sirkum
pasifik : Kep. Aleut - semenanjung
kamsyatka - Kep. Jepang - Taiwan - Filipina - Sangir Talaud - Sulawesi
Utara - Halmahera - Papua - Selandia baru - Peg. Andes
- Sirkum
mediterania : Laut mediterania - Peg.
Atlas - Kaukasus - Himalaya - Arakan Yoma - Busur dalam dan busur luar
di Indonesia
- Gempa
bumi :
- Gerakan/getaran di permukaan
bumi yang berasal dari lapisan-lapisan bumi
- Berdasarkan peristiwa yang menyebabkan
:
- Gempa
tektonik : Gempa yang disebabkan
gerakan tektonik berupa retakan/patahan. Terkuat, areal luas
- Gempa
vulkanik : Gempa yang terjadi karena
letusan gunung api. Kurang kuat, hanya terasa di daerah sekitar gunung
tersebut
- Gempa
runtuhan (terban) : Runtuhnya atap gua yang
terdapat dalam litosfer seperti gua kapur, dan terowongan tambang
- Berdasarkan bentuk
episentrumnya :
- Gempa
linier : Berbentuk garis (linier),
gempa tektonik umumnya gempa linier. Sebab "patahan" sudah
tentu merupakan suatu garis
- Gempa
sentral : Berbentuk titik. Gempa
vulkanik dan gempa runtuhan
- Berdasarkan letak/kedalaman
hiposentrumnya :
- Gempa
dalam : 300-700 km
- Gempa
menengah : 100-300 km
- Gempa
dangkal : Kurang dari 100 km
- Berdasarkan jarak
episentrumnya :
- Gempa
dekat (lokal) : Kurang dari 10.000 km
- Gempa
jauh : Lebih dari 10.000 km
- Istilah yang berkaitan dengan
gempa :
- Seismologi :
Ilmu tentang gempa
- Hiposentrum :
Pusat gempa di dalam bumi
- Episentrum :
Tempat di permukaan bumi/permukaan laut tepat di atas hiposentrum.
"Pusat gempa dipermukaan bumi"
- Gelombang
gempa :
- Gelombang
longitudinal/gelombang primer : Gelombang gempa yang
dirambatkan dari hiposentrum melalui lipatan litosfer secara menyebar
dengan kecepatan antara 7-14 km per detik. Gelombang yang pertama kali
tercatat pada seismograf
- Gelombang
transversal/gelombang sekunder : Gelombang gempa yang
dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah dengan kecepatan 4-7 km per
detik
- Gelombang
panjang : Gelombang gempa yang
dirambatkan dengan kecepatan kurang dari 3.5 km/detik dan merupakan
gelombang perusak
- Seismograf :
Alat pencatat gempa
- Seismogram :
Hasil pencatatan gempa oleh seismograf
- Pleistoseista :
Garis pada peta yang membatasi daerah yang mengalami kerusakan terhebat
di sekitar episentrum
- Isoseista :
garis yang menghubungkan titik-titik pada permukaan bumi dimana
intensitas gempanya sama
- Homoseista :
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mengalami/mencatat
gelombang primer pada waktu yang sama
- Makroseista :
daerah di permukaan bumi yang mengalami kerusakan terberat akibat gempa,
dibatasi oleh pleistoseista
- Alat pencatat gempa
(seismograf) :
- Seismograf
horizontal
- Seismograf
vertikal
- Menentukan skala gempa :
- Skala
Omori : Dengan 7 tingkatan kekuatan
- Skala
Richter : Charles Francis Richter
- Pengaruh positif gempa bagi
kehidupan :
- Mengetahui
jenis mineral yang ada di dalam bumi
- Mengetahui
struktur lapisan kulit bumi
- Menentukan
jenis konstruksi bangunan
- Pengaruh negatif gempa bagi
kehidupan :
- Bangunan
roboh/ambruk
- Terjadinya
kebakaran, karena terjadi sambungan pendek aliran listrik
- Terjadi
banjir, karena bendungan/tanggul yang bobol
- Saluran
pipa air dan gas putus
- Terjadinya
tsunami (gempa di dasar laut)
- Sarana
& prasarana transportasi rusak
- Distribusi
barang & jasa terhambat
- Tenaga eksogen bermacam-macam :
- Erosi
- Sedimentasi
- Erosi
:
- Proses pelepasan dan
pemindahan massa batuan secara alamiah dari suatu tempat ke tempat lain
oleh suatu zat pengangkut yang bergerak di permukaan bumi
- Menurut kecepatannya :
- Erosi
geologi : Suatu bentuk erosi dimana
proses pengahancuran tanah relatif seimbang dengan proses
pembentukannya. Tidak menimbulkan kerusakan alam
- Erosi
yang dipercepat : Erosi dimana proses
penghancuran tanah lebih cepat dibandingkan proses pembentukannya.
Mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, sehingga lahan kritis makin
meluas
- Menurut zat pelarutnya :
- Erosi
air : Disebabkan oleh air, baik
di dalam tanah, permukaan maupun sungai. Dibedakan menjadi :
- Erosi
percikan : Disebabkan percikan air
hujan
- Erosi
lembar : Terjadi pada lapisan
tanah bagian atas, menyebabkan tanah menjadi tidak subur
- Erosi
alur : Terjadi pada saat air
mengalir
- Erosi
parit : Lereng yang terkena erosi
membentuk parit yang cukup dalam
- Erosi
angin (deflasi) : Disebabkan tenaga
angin, biasa terjadi di gurun
- Erosi
es/glasial : Disebabkan oleh massa es
yang bergerak
- Erosi
air laur (abrasi) : Disebabkan oleh
gelombang laut (erosi morena)
- Bentuk tanah sebagai akibat
erosi :
- Cliff
: Pantai terjal &
berdinding curam sebagai akibat abrasi
- Relung
: Cekung yang memiliki
dinding cliff
- Dataran
abrasi : Hamparan wilayah daratan
akibat abrasi
- Ngarai
: Lembah yang dalam
- Batu
jamur : Batu yang disebabkan erosi
angin
- Sedimentasi
:
- Proses pengendapan
batuan/tanah yang dilakukan oleh air, angin, dan es
- Digolongkan menjadi 3 jenis :
- Sedimentasi
fluvial : Proses pengendapan materi
yang diangkut oleh air sepanjang aliran sungai. Bentuk lahan hasil
sedimentasi fluvial :
- Delta :
Endapan pasir, lumpur, & kerikil yang terdapat di muara sungai
- Bantaran
sungai : Daratan yang terdapat di
tengah-tengah badan sungai/pada kelokan dalam sungai sebagai hasil
endapan
- Sedimen
eolis (terrestrial) : Di daerah
gurun/pantai
- Sedimen
marin : Proses pengendapan yang
dilakukan oleh gelombang laut yang terdapat di sepanjang pantai.
Bentukan alam dari sedimen marin :
- Beach/bisik :
Bentukan deposisional umumnya pada pantai yang landai, terjadi jika
swash membawa muatan sedimen
- Bar :
Gosong pasir di pantai yang arahnya memanjang sebagai hasil pengerjaan
arus laut
- Tombolo :
Gosong pasor yang menghubungkan suatu pulau karang dengan pulau utama
B. Dinamika Perubahan Pedosfer
- Pengertian
tanah : Bagian dari lahan yang tersusun dari bahan-bahan anorganik dan
organik.
- Pengertian
lahan : Permukaan daratan dengan kekayaan benda-benda padat, cair dan gas.
- Komponen
tanah :
- Udara
- Mineral
- Bahan organik
- Air
- Faktor
yang mempengaruhi pembentukan tanah :
- Waktu
- Topografi
- Bahan induk
- Organisme
- Iklim
- Profil tanah :
- Horizon O: lapisan bahan organik.
- Horizon A: tanah mengalami pencucian.
- Horizon B: tanah mengalami penimbunan.
- Horizon C: Lapisan Bahan Induk Tanah.
- Horizon R: lapisan batuan induk.
- Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan yaitu:
- pH tanah
- Kandungan mineral
- Bahan organik
- Keremahan tanah
- Manfaat tanah :
- Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
- Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan
unsur-unsur hara)
- Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu
tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin
anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
- Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak
positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan
kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak
negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
- Jenis tanah :
- Tanah aluvial = tanah yang terbentuk dari
material halus hasil pengendapan aliran sungai. Persebaran tanah aluvial
di Indonesia terdapat di
- pantai Timur Sumatra
- pantai Utara Jawa
- sepanjang Sungai Barito
- sepanjang Sungai Mahakam
- sepanjang Sungai Musi
- sepanjang Bengawan Solo.
- Tanah andosol = tanah yang berasal dari abu
gunung api. Persebarannya terdapat di: Sumatra, Jawa, Bali, Lombok,
Halmahera dan Minahasa.
- Tanah regosol = tanah berbutir kasar dan
berasal dari material gunung api. Terdapat di Bengkulu, pantai Barat Sumatra,
Jawa, Bali dan NTB.
- Tanah kapur = tanah yang terjadi karena
hasil pelapukan batuan kapur dan sifatnya tidak subur. Terdapat di Jawa
Tengah, Aceh, dan Sulawesi Selatan.
- Tanah litosol = tanah yang terbentuk dari
batuan keras yang belum mengalami pelapukan secara sempurna.
- Tanah argosol (tanah gambut) = tanah yang terbentuk dari
sisa-sisa tumbuhan yang telah mengalami pembusukan. Jenis tanah ini
berwarna hitam sampai coklat. Terdapat di Kalimantan, Sumatra dan Papua.
- Tanah grumusol = tanah yang terbentuk dari
material halus berlempung. Terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura,
Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara.
- Tanah latosol = tanah yang banyak
mengandung zat besi dan aluminium. Jens tanah ini sering disebut tanah
merah yang banyak dijumpai di daerah pegunungan. Tanahnya berwarna merah
sampai kuning. Terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung,
Kalimantan Tengah, Sumatra Barat.
- Degradasi lahan sering disebut lahan kritis. Ciri-ciri
lahan kritis:
- Penutup vegetasinya kurang dari 25%.
- Tingkat kemiringan lebih dari 15%.
- Terjadi gejala aerasi lembar (sheet erosion).
- Terjadi gejala erosi parit (gully erosion).
- Dampak degradasi lahan terhadap kehidupan :
- Akibat proses erosi yang merupakan penyebab lahan
tanah menjadi tidak subur, karena lapisan top soil hilang.
- Produktivitas pertanian menurun sehingga pendapatan
petani berkurang.
- Terjadi banjir.
- Menurunnya kemampuan lahan untuk menyerap air tanah.
- Terganggunya ekosistem makhluk hidup.
- Lahan
Potensial dan Lahan Kritis
- Lahan potensial adalah lahan yang secara fisis kimiawi
dan ekonomi cukup menguntungkan, tetapi belum dimanfaatkan secara
optimal.
- Lahan kritis adalah lahan yang sudah tidak berfungsi
lagi sebagai media pengatur tata air dan unsur pertanian yang baik.
- Faktor Penyebab Terjadinya Lahan Kritis : Penyebab
meluasnya lahan kritis atau degradasi lahan di permukaan bumi yaitu akibat
proses alam dan perilaku manusia dalam memanfaatkan lingkungan.
- Faktor penyebab lahan kritis sebagai akibat proses
alam yaitu:
- erosi,
- tanah longsor,
- pencucian tanah.
- Faktor penyebab lahan kritis sebagai akibat perilaku
manusia misalnya:
- perusakan hutan,
- pertanian sistem ladang
berpindah,
- kegiatan pertambangan
terbuka,
- sistem pertanian di
pegunungan yang tidak menggunakan terassering (sengkedan).
- Upaya
pencegahan dan penanggulangan lahan karitis :
- Reboisasi atau penghijauan adalah penghutanan kembali
tanah-tanah hutan yang gundul dengan ditanami tanaman keras. Tujuan
reboisasi yaitu memulihkan kembali daya serap tanah terhadap air,
sehingga proses aerosi dapat diperlambat.
- Penghijauan adalah penanaman kembali tanah yang
gundul. Jenis tanaman yang digunakan dalam progam penghijauan misalnya:
turi, cengkeh, jambu monyet, petai, kayu manis, nangka , kluwih, karet
dan durian.
- Sistem penanaman searah garis kontur (countur
ploughing) adalah penanaman tanaman yang searah atau sejajar dengan garis
kontur. Menurut R.L. Cook (1962) menyatakan bahwa penanaman secara kontur
sangat sesuai bagi tanah-tanah yang memiliki kemiringan 3–8% akan tetapi
kurang efektif pada tanah yang memiliki kemiringan kurang dari 3% atau
lebih dari 8% sampai 25%.
- Sistem terassering atau sengkedan. Cara ini digunakan
untuk mengurangi laju air yang mengalir di permukaan bumi.
- Lahan yang kemiringannya lebih dari 45o harus
dijadikan areal hutan lindung.
- Pembuatan lorak-lorak mati berupa lubang pada akhir
guludan tanah agar air mengalir tertampung pada lubang itu dan meresap ke
dalam tanah, sehingga proses erosi dapat dihindari
- Pergiliran tanaman (croprotation) adalah suatu sistem
bercocok tanam pada sebidang tanah yang terdiri dari beberapa macam
tanaman yang ditanam secara berturut-turut pada waktu tertentu.
- Pemulsaan (mulching) adalah menutupi permukaan tanah
dengan sisa-sisa tanaman. Sisa-sisa tanaman yang biasa digunakan untuk
pemulsaan yaitu jerami. Menurut Dj. Greenland dan R. Lal dalam Soil
Conservation and Managment in the Humid Tropic, New York 1977. dengan
dilakukan pemulsaan konservasi air dalam tanah dapat diperbaiki, jumlah
pori-pori yang dapat menginfiltrasi air meningkat dan evaporasi yang
berlebihan dapat dikurangi.
- Klasifikasi Kemampuan Lahan :
- Kelas I
- topografi
hampir datar,
- tingkat
erosi kecil,
- mempunyai
kedalaman efektif (solum) yang dalam,
- drainase
baik,
- mudah
diolah,
- kapasitas
menahan air baik,
- tidak
terancam banjir.
- Kelas II
- lereng
landai,
- struktur
tanah kurang baik,
- ancaman
erosi lebih besar,
- terancam
banjir.
- Kelas III
- lereng
miring dan bergelombang,
- drainase
kurang baik,
- peka
terhadap erosi,
- kapasitas
menahan air rendah.
- Kelas IV
- lereng
miring/berbukit,
- kapasitas
menahan air rendah,
- peka
terhadap erosi,
- sering
banjir.
- solum
dangkal,
- Kelas V
- topografi
relatif datar,
- tergenang
air,
- biasanya
tanah berbatu,
- tidak
sesuai untuk lahan pertanian.
- Kelas VI
- lereng
agak curam,
- ancaman
erosi berat,
- tanah
berbatu-batu.
- Kelas VII
- terletak
pada lereng curam,
- erosi
sangat kuat,
- solum
dangkal,
- untuk
padang rumput/hutan produksi terbatas.
- Kelas VIII
- lereng
sangat curam,
- kepasitas
menahan air rendah,
- berbatu-batu,
- harus
dihutankan.
BAB 5 DINAMIKA PERUBAHAN
ATMOSFER
A. Struktur Lapisan Atmosfer dan Pemanfaatannya
- Pengertian atmosfer : Berasal dari bahasa Yunani,
yaitu atmos (uap) dan shpaira (bola/bumi). Jadi, atmosfer mempunyai
pengertian selubung berwujud gas yang mengelilingi bumi
- Komposisi atmosfer : Atmosfer terdiri dari berbagai
macam gas. Ketebalan atmosfer mencapai 10.000 km dari permukaan laut.
Makin tinggi, lapisan udara makin tipis. Dalam keadaan kering susunan
udara adalah sebagai berikut :
- Nitrogen = 78,08%
- Oksigen = 21%
- Karbondioksida = 0,03%
- Manfaat Atmosfer Bagi
Kehidupan :
- Untuk
melindungi bumi dari jatuhnya batuan meteor
- Memantulkan
gelombang radio/TV
- Filter
sinar ultrviolet matahari
- Tempat
terjadinya gejala cuaca seperti hujan, angin, awan
- Cuaca adalah rata-rata keadaan
udara pada suatu saat di suatu tempat. Ilmu yang mempelajari cuaca
dinamakan meteorologi.
- Iklim adalah keadaan rata-rata
cuaca pada tempat yang luas dan dalam waktu yang lama (10–30 tahun).
Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi.
- Unsur-unsur Pembentuk Cuaca dan Iklim :
- Suhu
- Kelembapan
- Curah hujan
- Angin
- Tekanan udara
- Penyinaran matahari
- panas dinginnya udara.
- Alat pengukur suhu disebut
termometer.
- Pada umumnya suhu di
permukaan bumi dipengaruhi oleh banyak-sedikitnya panas matahari.
- Faktor yang mempengaruhi
banyak-sedikitnya panas yang diterima bumi antara lain:
- Sudut datang matahari
- Lamanya penyinaran
- Awan
- Keadaan tanah
- Angin dan arus laut
- Relief bumi.
- Pemanasan udara dibedakan
atas:
- Langsung
- Absorbsi: penyerapan
radiasi matahari.
- Refleksi: pemantulan sinar
matahari.
- Difusi: penghamburan sinar
matahari.
- Tidak langsung
- Konduksi: penerusan energi.
- Konveksi: pemanasan udara
secara vertikal.
- Adveksi: pemanasan udara
secara horizontal.
- Turbulensi: pemanasan udara
yang tidak teratur.
- Kelembapan
- Kelembapan/lengas udara:
jumlah uap air yang terkandung dalam udara. Alat pengukur kelembapan
disebut higrometer.
- Jenis kelembapan :
- Kelembapan
relatif/nisbi: perbandingan jumlah uap
air yang dikandung dengan jumlah maksimal uap air yang dapat dikandung
pada suhu dan tekanan yang sama.
- Kelembapan
mutlak/absolut:
jumlah uap air setiap 1 m3udara (gram/m3).
- Curah hujan
- Curah hujan: banyaknya hujan
yang jatuh.
- Faktor yang mempengaruhi
curah hujan di Indonesia
- Terletak di daerah tropis.
- Banyak terdapat pegunungan
tinggi.
- Terletak di antara dua
samudera.
- Dihembus angin muson barat.
- Jenis-jenis Hujan :
- Hujan
Zenithal (Hujan Konveksi).
Hujan yang disebabkan karena uap air naik secara vertikal. Hal ini
disebabkan karena adanya pemanasan matahari dalam jumlah besar sehingga
udara renggang kemudian uap air naik biasanya terjadinya di daerah
tropis (equator).
- Hujan
Orografis (Hujan Gunung).
Hujan yang terjadi di lereng gunung.
- Hujan
Frontal (Hujan Depresi).
Hujan yang terjadi pada bidang front, yang mana masa udaranya panas
naik ke atas massa udara dingin. Hujan frontal sering terjadi di daerah
lintang sedang.
- Hujan
Sinklonal. Hujan yang terjadi karena
udara panas naik dan disertai angin siklon. Hujan siklonal terjadi di
daerah sedang.
- Hujan
Musim. Hujan yang terjadi karena
angin muson yang lembab naik ke darat atau pegunungan.
- Angin
- Angin: udara yang bergerak
dari daerah bertekanan tinggi → rendah. Alat pengukur kecepatan angin:
anemometer.
- Hukum Buys Ballot: Angin
bergerak dari daerah bertekanan udara maksimum ke daerah bertekanan
udara minimum. di belahan bumi utara angin dibelokkan ke kanan dan di
belahan bumi selatan, angin dibelokkan ke kiri. Penyimpangan ini
disebabkan oleh perputaran bumi pada porosnya (rotasi bumi) yang disebut
gaya coriolis.
- Gerakan udara, ada 3 (tiga),
yaitu (1) konveksi adalah perpidahan udara secara vertikal, (2) adveksi,
adalah gerakan udara secara horizontal dan (3) turbulensi, adalah
gerakan udara yang tidak teratur.
- Jenis-jenis angin :
- Angin
Pasat : Angin yang berhembus
terus-menerus dari maksimum subtropik utara dan selatan menuju
khatulistiwa dan berbias menurut hukum Buys Ballot.
- Angin
Muson : Angin yang berganti arah
setiap enam bulan sekali.
- Angin
darat, laut, gunung, lembah
:
- Angin darat, bertiup malam
hari.
- Angin laut, bertiup siang
hari.
- Angin gunung, bertiup malam
hari.
- Angin lembah bertiup siang
hari.
- Angin
fohn : angin yang tidak
menganduang uap air, sehingga panas dan kering, contoh: Angin gending
di Probolinggo dan Pasuruan, Angin bohorok di Deli Serdang, Angin brubu
di Sulawesi Selatan, Angin kumbang di Cirebon, dan Angin Wambrau di
Pulau Biak dan Papua.
- Tekanan udara
- Tekanan udara adalah tekanan
yang diberikan oleh udara (karena beratnya) kepada setiap luas 1 cm2
bidang datar di permukaan bumi sampai batas atmosfer. Alat pengukur
tekanan udara disebut barometer. Semakin tinggi tempat semakin kecil
tekanan udaranya.
- Penyinaran matahari
- Penyinaran matahari:
intensitas sinar matahari yang jatuh ke bumi. Alat pengukur besarnya
penyinaran matahari disebut solarimeter.
- Awan
- Udara di sekeliling kita
banyak mengandung uap air. Tidak terhitung banyaknya gelembung udara
yang terbentuk oleh busa laut secara terus-menerus dan menyebabkan
partikel-partikel air terangkat ke langit. Partikel-partikel yang
disebut dengan aerosol inilah yang berfungsi sebagai perangkap air dan
selanjutnya akan membentuk titik-titik air. Selanjutnya aerosol ini naik
ke atmosfer, dan bila sejumlah besar udara terangkat ke lapisan yang
lebih tinggi, maka ia akan mengalami pendinginan dan selanjutnya
mengembun. Kumpulan titik-titik air hasil dari uap air dalam udara yang
mengembun inilah yang terlihat sebagai awan. Makin banyak udara yang
mengembun, makin besar awan yang terbentuk.
Jenis-jenis awan berdasarkan
ketinggiannya dapat dilihat pada gambar berikut.
- Penggolongan Iklim
- Iklim Menurut Garis Lintang
- Iklim tropis = 0o–23½o LU/LS
- Iklim subtropis = 23½o LU/LS
– 35o LU/LS
- Iklim sedang = 35o LU/LS –
66½o LU/LS
- Iklim dingin (kutub) = 66½o
LU/LS – 90o LU/LS
- Iklim Koppen
- Iklim A = iklim hujan
tropis: Suhu rata-rata bulan di atas 18oC dan Hujan tahunan tinggi.
Terbagi atas:
- Iklim Af = iklim hujan
hutan tropis.
- Iklim Am = iklim muson.
- Iklim Aw = iklim sabana.
- Iklim B = iklim kering:
tidak ada surplus air dan tidak dijumpai sungai permanen. Terbagi atas:
- Iklim Bs = iklim stepa
- Iklim Bw= iklim gurun
- Iklim C = iklim hujan
sedang: Bulan terdingin suhu rata-rata di bawah 10oC, tetapi di atas
(–3oC) dan Sekurang-kurangnya satu bulan suhu rata-rata di atas 10oC.
Terbagi atas:
- Iklim Cw = iklim hujan
sedang (musim dingin yang kering).
- Iklim Cf =iklim hujan
sedang, basah sepanjang tahun.
- Iklim Cs =iklim hujan
sedang, panas yang kering.
- Iklim D = iklim hujan
bersalju dingin: Suhu rata-rata pada bulan terdingin di bawah –3oC dan
Suhu rata-rata bulan terpanas di atas 10oC. Terbagi atas:
- Iklim Df = iklim hujan
bersalju, basah sepanjang tahun.
- Iklim Dw= iklim hujan
bersalju, musim kering dingin.
- Iklim E = iklim kutub (es):
Suhu rata-rata pada bulan terpanas di atas 10oC. Terbagi atas:
- Iklim ET = iklim tundra
(lumut).
- Iklim EF = iklim es abadi.
- Iklim EH = iklim daerah
tinggi (lebih dari 300 m).
- Penyebaran tipe iklim Koppen
- Iklim Af =Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Irian Jaya.
- Iklim Am = Jawa Tengah,
Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Kepulauan Arum, Kepulauan
Kai dan Irian Jaya bagian selatan.
- Iklim Aw = sebagian Jawa Tengah
bagian timur Jawa Timur dan Nusa Tenggara.
- Iklim Cf = Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya.
- Iklim Cw = di
pegunungan-pegunungan Jawa Timur dan Irian Jaya.
- Iklim D = di pegunungan
salju Iran Jaya.
- Iklim E = di Irian Jaya dan
puncak-puncak gunung tinggi.
- Iklim Menurut Junghuhn
- Junghuhn membagi daerah
pegunungan di Jawa menjadi 4 daerah:
- Zona panas = 0–650 m. Jenis
vegetasi : jagung, padi, kelapa dan tebu.
- Zona sedang = 650–1500 m.
Jenis vegetasi: sayur-sayuran, buah-buahan, kopi, kina, teh tembakau,
coklat.
- Zona sejuk= 1500–2500 m.
Jenis vegetasi : pinus dan cemara.
- Zona dingin = lebih dari
2500. Jenis vegetasi : lumut.
- Klasifikasi iklim menurut
Junghuhn didasarkan pada ketinggian tempat dan vegetasi.
- Klasifikasi Menurut
Schmidt-Ferguson
- Pada tahun 1951
Schmidt-Ferguson mengadakan pembagian iklim di Indonesia berdasarkan
sifat basah dan keringnya bulan (curah hujan). Dalam pembagian iklim
digunakan simbol huruf A-H.
- Untuk menentukan
perbandingan bulan kering dan bulan basah digunakan rumus: Keterangan:
- Bulan kering = bulan yang
rata-rata curah hujannya kurang dari 60 mm.
- Bulan lembab= bulan yang
rata-rata curah hujannya antara 60–100 mm.
Bulan basah = bulan yang rata-rata
curah hujannya lebih dari 100 mm.
- Iklim Fisis
- Iklim fisis ialah iklim
suatu daerah yang dipengaruhi oleh:
- Permukaan bumi.
- Angin panas dan dingin.
- Arus panas dan dingin.
- Relief bumi.
- Perubahan Iklim Global dan Dampaknya Terhadap
Kehidupan
- Adanya perubahan kondisi
iklim dunia terutama meningkatnya temperatur di bumi salah satunya
disebabkan oleh aktivitas manusia yang berupa meningkatnya kadar CO2
karbondioksida sebagai hasil pembakaran fosil (sisa-sisa
tumbuh-tumbuhan, di samping CO2, unsur kimia yang dapat menyebabkan
terjadinya green house effect (efek rumah kaca) yaitu:
chloroflorocarbons (CFC), methane (CH4), nitrous oksida (N2O), ledakan
nuklir dan ledakan gunung api.
- Dampak perubahan iklim
global:
1.
Menaikkan suhu permukaan bumi.
2.
Permukaan air laut naik.
3.
Kutub utara dan kutub selatan
mencair.
4.
Banjir di daerah pantai.
5.
Adanya penyusupan air asin ke dalam
air tanah dan sungai.
B. Unsur-unsur Cuaca dan
Iklim
C. Klasifikasi
Iklim
1. Klasifikasi Iklim
Schmidt Ferguson
Pada postingan kali ini akan
dijelaskan mengenai klasifikasi iklim menurut Schmidt Ferguson. Schmidt
Ferguson mengkasifikasikan iklim berdasarkan ukuran bulan basah, bulan lembab
dan bulan kering. Kriteria tersebut mengacu pada jumlah curah hujan yang
diterima setiap daerah.Klasifikasi iklim Schmidt Ferguson dikembangkan pada tahun
1950. Schmidt adalah guru besar dan pejabat Direktur Lembaga Meteorologi
dan Geofisika di Jakarta, sedangkan Ferguson adalah seorang guru besar
pengelolaan hutan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia pada waktu itu.
Mereka berdua membuat klasifikasi iklim ini dengan alasan sistem klasifikasi
yang telah dikenal seperti Koppen, Thornwaite dan Thornwaite kurang sesuai
dengan keadaan di Indonesia khususnya mengenai teknik menilai curah
hujan.
Kriteria yang digunakan untuk
menentukan bulan basah, bulan lembab dan kering adalah sebagai berikut :
Bulan Basah (BB) :
jumlah curah hujan lebih dari 100 mm/bulan.
Bulan Lembab (BL) : jumlah curah
hujan antara 60-100 mm/bulan.
Bulan Kering (BK) :
jumlah curah hujan kurang dari 60 mm/bulan
Schmidt dan Ferguson menentukan BB, BL dan BK tahun demi
tahun selama pengamatan, yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya.
Penentuan tipe iklimnya mempergunakan tipe iklimnya dengan mempergunakan nilai
Q yaitu:
Q = Banyak Bulan Kering x 100%
Banyak Bulan Basah
Berdasarkan besarnya nilai Q, maka
tipe iklim Schmidt Ferguson digolongkan ke dalam tipe berikut :
D. Pola Curah Hujan di
Indonesia
E. Jenis-jenis Vegetasi
Alam Menurut Iklim
F. Perubahan Iklim
Global